Rabu, 14 Januari 2015

Teori dalam Administrasi Negara


Menurut Daniel Griffiths teori adalah "a theory is a essentially a set of as a law. A theory itself can not be proved by direct experimentation." Dengan kata lain dapat dirumuskan bahwa teori dapat diderivikasikan dengan hukum-hukum empirik. Teori sendiri tak bisa dibuktikan melalui eksperimen langsung. Sedangkan menurut Elmet Schatt Schneider teori diartikan sebagai cara terpendek untuk mengatakan sesuatu yang penting.    
Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teori administrasi negara seperti tersendat-sendat. hal ini disebabkan oleh adanya keraguan akan kegunaan dan kemanfaatnya. Sifat ragu yang menyebabkan  terhambatnya perkembangan  teori administrasi negara tesebut oleh Coladarci dan Getzel disebut sebagai Anti Theoritical Blas. Sifat ragu tersebut adalah aktualisasi dari pemikiran tentang kajian ilmu administrasi yang masih terlalu luas. Dan di dalammnya terdapat beragam teori yang dipinjam dari disiplin ilmu-ilmu lain. Berikut uraian mengenai teori administrasi negara.

A. Max weber (Teori Birokrasi)
Seorang sosiolog Jerman bernama Max Weber  mengemukakan istilah birokrasi yang dilatar belakangi oleh merajalelanya  era patrimoni, dimana tidak ada hubungan impersonal dalam organisasi, semua  keputusan organisasi diputuskan oleh patron sebagai pemilik organisasi. Dengan kata lain organisasi itu didominasi oleh manjemen pemilik (Owner). Teori Max  Weber ditandai dengan ciri-ciri;

1. Stipulated rules
Peraturan dimaksudkan agar setiap persoalan yang ada di dalam organisasi hendaknya diselesaikan berdasarkan peraturan yang berlaku. dan sedikit mungkin diselesaikan melalui kebijakan.
2.  Hierarchi kewenangan
Supaya pelaksanaan peraturan dapat berjalan dengan lancar maka perlu diterapkan hirarki kewenangan birokratik yang bentuknya  seperti piramid terbalik. Semakin atas semakin besar kewenangannya.
3. Pertanggung-jawaban administrator 
Administrator hendaknya mengembangkan  hubungan impersonal (impersonal relation)  yang tidak memandang bulu. yang dapat membedakan secara tegas antara kepentingan pribadi dan kepentingan organisasi.
4. Pelaksanaan organisasi yang didasarkan pada dokumen tertulis.
Diperlukan adanya dokumen tertulis sebagai alata pengawasan. guna untuk agar administrator bekerja sesuai prosedur.

B. Fredrick Winslow Taylor (Scientific Management)
Teori ini dikemukakan oleh Fredrick Winslow Taylor tujuannya untuk mengilmiahkan gagasan weber yang ingin mencapai organisasi dengan efisiensi yang tinggi. Prinsip-prinsip dalam teori ini yaitu:

1. Job design 
Menurut taylor kunci keberhasilan organisasi adalah pekerja atau bawahan. hanya ada  satu jalan terbaik yakni melalui studi gerak dan waktu.
2Seleksi dan pelatihan pegawai
Agar para pekerja dapat melaksanakan metode kerja dengan baik maka harus dilakukan seleksi terhadap pekerja, sehingga diperoleh pekerja yang mumpuni dan dapat bekerja sesuai standar yang ditetapkan.
3. Motivasi pegawai
Diperlukan reward and punishment untuk memotivasi pegawai.
4. Pemisahan antara pelaksanaan dan perencanaan
Salah satu konsekuensi dari adanya standar keharusan diadakannya spesialisai pekerjaan. Dalam hal ini harus dipisahkan secara tegas perencanaan dan pelaksanaan operasional.

C. Studi Hawthorne (Human Relation)
Teori ini memandang bahwa manusia bukan hanya sebagi pekerja belaka, tetapi memandang manusia secara utuh. Pekerja dipandang tidak hanya sebatas mencari gaji tetapi juga memerlukan pengakuan, keamanan, hiburan dan lain-lain. Penelitian ini adalah penelitian di bidang psikologi Industri. penelitian ini menggunakan variabel sinar  dalam pengaruh produktivitas pekerja.namun penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh besar antara sinar dengan produktivitas karyawan. justru yang berpengaruh adalah perlakuan manusiawi dari atasan kepada bawahan.

 D. Mayo, Abraham  Maslow, Chris Argris, douglas McGregoar, Waren Benis (Teori-teori ilmu prilaku)
Teori ini muncul ini muncul bersamaan dengan teori Human relation. yakni teori ilmu prilaku seperti Organization behavior dan Organization Development.