Menurut Daniel Griffiths teori
adalah "a theory is a essentially a set of as a law. A theory itself
can not be proved by direct experimentation." Dengan kata lain dapat
dirumuskan bahwa teori dapat diderivikasikan dengan hukum-hukum empirik. Teori
sendiri tak bisa dibuktikan melalui eksperimen langsung. Sedangkan menurut
Elmet Schatt Schneider teori diartikan sebagai cara terpendek untuk mengatakan
sesuatu yang penting.
Tidak bisa dipungkiri bahwa
perkembangan teori administrasi negara seperti tersendat-sendat. hal ini
disebabkan oleh adanya keraguan akan kegunaan dan kemanfaatnya. Sifat ragu yang
menyebabkan terhambatnya perkembangan teori administrasi negara
tesebut oleh Coladarci dan Getzel disebut sebagai Anti Theoritical Blas.
Sifat ragu tersebut adalah aktualisasi dari pemikiran tentang kajian ilmu
administrasi yang masih terlalu luas. Dan di dalammnya terdapat beragam teori
yang dipinjam dari disiplin ilmu-ilmu lain. Berikut uraian mengenai teori
administrasi negara.
A. Max weber (Teori Birokrasi)
Seorang sosiolog Jerman bernama Max
Weber mengemukakan istilah birokrasi yang dilatar belakangi oleh
merajalelanya era patrimoni, dimana tidak ada hubungan impersonal dalam
organisasi, semua keputusan organisasi diputuskan oleh patron sebagai
pemilik organisasi. Dengan kata lain organisasi itu didominasi oleh manjemen
pemilik (Owner). Teori Max Weber ditandai dengan ciri-ciri;
1. Stipulated rules
Peraturan dimaksudkan agar setiap persoalan yang ada
di dalam organisasi hendaknya diselesaikan berdasarkan peraturan yang berlaku.
dan sedikit mungkin diselesaikan melalui kebijakan.
2. Hierarchi kewenangan
Supaya pelaksanaan peraturan dapat berjalan dengan
lancar maka perlu diterapkan hirarki kewenangan birokratik yang bentuknya
seperti piramid terbalik. Semakin atas semakin besar kewenangannya.
3. Pertanggung-jawaban administrator
Administrator hendaknya mengembangkan hubungan
impersonal (impersonal relation) yang tidak memandang bulu. yang
dapat membedakan secara tegas antara kepentingan pribadi dan kepentingan
organisasi.
4. Pelaksanaan organisasi yang didasarkan pada dokumen
tertulis.
Diperlukan adanya dokumen tertulis sebagai alata
pengawasan. guna untuk agar administrator bekerja sesuai prosedur.
B. Fredrick Winslow Taylor (Scientific Management)
Teori ini dikemukakan oleh Fredrick
Winslow Taylor tujuannya untuk mengilmiahkan gagasan weber yang ingin mencapai
organisasi dengan efisiensi yang tinggi. Prinsip-prinsip dalam teori ini yaitu:
1. Job design
Menurut taylor kunci keberhasilan organisasi adalah
pekerja atau bawahan. hanya ada satu jalan terbaik yakni melalui studi
gerak dan waktu.
2. Seleksi dan pelatihan pegawai
Agar para pekerja dapat melaksanakan metode kerja
dengan baik maka harus dilakukan seleksi terhadap pekerja, sehingga diperoleh
pekerja yang mumpuni dan dapat bekerja sesuai standar yang ditetapkan.
3. Motivasi pegawai
Diperlukan reward and punishment untuk
memotivasi pegawai.
4. Pemisahan antara pelaksanaan dan perencanaan
Salah satu konsekuensi dari adanya standar keharusan
diadakannya spesialisai pekerjaan. Dalam hal ini harus dipisahkan secara tegas
perencanaan dan pelaksanaan operasional.
C. Studi Hawthorne (Human Relation)
Teori ini memandang bahwa
manusia bukan hanya sebagi pekerja belaka, tetapi memandang manusia secara
utuh. Pekerja dipandang tidak hanya sebatas mencari gaji tetapi juga memerlukan
pengakuan, keamanan, hiburan dan lain-lain. Penelitian ini adalah penelitian di
bidang psikologi Industri. penelitian ini menggunakan variabel sinar
dalam pengaruh produktivitas pekerja.namun penelitian ini menunjukkan
tidak ada pengaruh besar antara sinar dengan produktivitas karyawan.
justru yang berpengaruh adalah perlakuan manusiawi dari atasan kepada bawahan.
D. Mayo, Abraham Maslow, Chris Argris, douglas
McGregoar, Waren Benis (Teori-teori ilmu prilaku)
Teori ini muncul ini muncul
bersamaan dengan teori Human relation. yakni teori ilmu prilaku seperti Organization
behavior dan Organization Development.